MENCEGAH PERNIKAHAN DINI/ KAWIN ANAK menjadi REMAJA YANG SEHAT

SHARE

Disampaikan pada kegiatan BRUS di SMK Raden Rahmat Mojosari Mojokerto

Narasumber :

MUHAMMAD NADZIR, S.HI

KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN MOJOSARI

Kantor Urusan Agama Mojosari Kabupaten Mojokerto bekerjasama dengan SMK Raden Rahmad Mojosari, melaksanakan kegiatan Bimbigan Remaja Usia Sekolah (BRUS) yang dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 20 Maret 2025. 

Dalam kegiatan tersebut Muhammad Nadzir Kepala KUA Mojosari bertindak sebagai narasumber menyampaikan materi terkait dengan pernikahan dini.

PERNIKAHAM DINI

Perkawinan bagi masyarakat tidak hanya sekedar berkumpulnya dua insan yang berlainan jenis laki-laki dan perempuan sebagai suami istri, tetapi bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah serta kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo Undang-undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan substansinya adalah mengamanatkan Pendewasaan usia nikah bagi warga Negara Indonesia. ”Perkawinan hanya di izinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”. Namun kenyataannya pendewasaan usia nikah masih perlu disosialisasikan secara masif karena masih banyak dijumpai pelaksanaan pernikahan dini atau nikah di bawah umur (kurang dari yang telah ditentukan oleh UU Perkawinan disebut dengan ” PERNIKAHAN DINI”. )

 

SEBAB-SEBAB PERNIKAHA DINI

1.Faktor Sosial / Pergaulan

2.Faktor Agama

3.Faktor Ekonomi

4.Faktor Adat / Budaya

 

DAMPAK NEGATIF

Perkawinan Dini adalah perkawinan yang masih rawan dan belum stabil, KDRT, tingkat kemandiriannya masih rendah, serta menyebabkan banyak terjadinya perceraian. (Prof. Dr. Sarlito)

 

SEGI PSIKOLOGIS

Ditinjau dari sisi sosial, Pernikahan Dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga.

1. Emosi yang masih labil,

2. Gejolak darah muda,

3. Cara pikir yang belum matang.

Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan wanita

 

SIAPKAN MASA DEPANMU RENCANAKAN NIKAHMU
Dengan menjadi remaja yang sehat,  remaja yang sehat adalah remaja yang tumbuh dengan baik, tangkas, mata bersih dan bersinar, nafsu makan baik, senang melakukan olah raga kulit dan rambut bersih, tidak kering, tidak mempunyai perasaan tertekan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkat umur dan kelamin.

FAKTA TENTANG REMAJA INDONESIA

1. Pergaulan bebas, seks sebelum nikah, perkawinan anak (perkawinan dini)

2. Masalah Narkoba

3. Tawuran kekerasan dan Bullying

4. Geng, salah pergaulan balapan liar

KONSEP DIRI REMAJA YANG SEHAT

  1. Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya agar mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah  sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan.
  2. Konsep diri merupakan pandangan seseorang  mengenai dirinya sendiri, baik fisik, psikis, emosi maupun sosial.
  3. Konsep diri yang positif menjadikan seseorang memiliki harga diri yang kuat.
  4. Konsep diri seseorang bukan yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan dan pengalaman serta pengaruh lingkungan.

MEMAHAMI KARAKTER DAN KEPRIBADIAN DIRI

  1. Karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter bisa berarti watak. Sedangkan kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
  2. Kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”.
  3. Dalam penggunaan istilah sehari-hari, karakter dapat diartikan sama dengan kepribadian.

MEMBANGUN JEMBATAN HARAPAN

Harapan merupakan idealisme, keinginan, atau cita-cita seseorang. Harapan juga merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang.

Membangun Jembatan Harapan pada dasarnya adalah kegiatan untuk membantu peserta menyusun rencana mencapai harapan yang realistis, benar-benar diinginkan, dan memiliki nilai manfaat.

Antara lain melalui:

  • Introspeksi (mengerti apa yang dilakukan dan bagaimana seseorang merasakan dan bereaksi)
  • Umpan Balik (bagaimana orang lain memandang dan bereaksi terhadap kita)
  • Menggali kembali : keinginan, minat dan hobby, bakat, kebiasaan, dsb